iklan Kantor DPRD Papua Barat, Majelis Rakyat Papua Barat, eks kantor Gubernur Papua Barat dibakar massa saat melakukan aksi damai yang berakhir ricuh.
Kantor DPRD Papua Barat, Majelis Rakyat Papua Barat, eks kantor Gubernur Papua Barat dibakar massa saat melakukan aksi damai yang berakhir ricuh. (Axel Refo/Radar Papua)

JAMBIUPDATE.CO, - Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo memastikan bahwa Polri dan TNI sudah mengambil langkah untuk meredam kerusuhan di Papua. Kondisi Jayapura, menurut dia, hingga pukul 16.00 kemarin dipastikan mulai kondusif. Massa berangsur-angsur pulang ke rumah masing-masing. Bahkan, dilakukan pengawalan hingga massa sampai ke kediaman.

“Di Jayapura tidak ada kejadian menonjol,” paparnya.

Untuk wilayah Sorong, Papua Barat, memang terjadi beberapa insiden. Namun, konsentrasi massa tidak besar. Polda setempat juga menilai situasi masih dalam kendali. “Mulai membaik kondisinya,” terang Dedi kemarin sore. Yang masih perlu perhatian, lanjut dia, adalah kondisi di Manokwari.

Dia menjelaskan, Kapolda, Pangdam, dan Wagub telah memiliki kesepakatan dengan perwakilan massa. Namun, masih ada beberapa penggal jalan yang diblokade. “Patroli bersama dilakukan untuk berdialog dengan masyarakat,” paparnya. Tujuannya, blokade jalan dibuka. Juga, meminta massa untuk kembali ke rumah.

Dia mengakui, ada beberapa fasilitas umum di Papua Barat yang jadi sasaran massa. “Lalu, ada beberapa gedung yang rusak. Semua sedang didata,” papar Dedi. Kerusakan gara-gara aksi massa terjadi di beberapa titik. Misalnya, gedung DPRD dan bandara. “Sudah koordinasi juga dengan pemda untuk secepatnya mengaktifkan pelayanan publik yang sempat terbengkalai dan rusak,” jelasnya.

Dedi menambahkan, jumlah korban kerusuhan hingga saat ini masih tiga anggota polisi. Ketiganya mengalami luka lantaran lemparan batu saat dialog antara Kapolda, gubernur, dan massa.

Sementara itu, korban dari masyarakat belum terdata. “Dari masyarakat belum ada laporan,” jelas Dedi. Polri, lanjut dia, tidak hanya fokus untuk meredam kerusuhan. Namun, juga mengidentifikasi pembuat dan penyebar hoaks di dunia maya. “Mereka menyebar hoaks soal kejadian di Surabaya,” urai Dedi.


Berita Terkait



add images