iklan

Toh, mereka juga bisa menyaksikan di video yang beredar luas.

“Jangan berlindung di balik penugasan,” ujar presiden.

Dari mana presiden tahu bahwa ada BUMN yang berlindung di balik penugasan?

Saya lihat ada satu kalimat presiden yang bisa ditafsirkan ke arah sana: “Setelah akan dimonetisasi ternyata kemahalan”.

Saya menafsirkannya begini: ada BUMN yang berpikiran proyek itu harus dijalankan. Harus jadi sesuai jadwal. Berapa pun biayanya.

Maka, biaya proyek membengkak.
Ketika BUMN itu mengalami kesulitan keuangan, salah satu jalan keluarnya: jalan tol yang sudah jadi itu harus dijual. Hasilnya bisa untuk membiayai penugasan jalan tol yang baru.

Ternyata jualan itu sulit laku. Peminatnya ada, tapi harganya tidak cocok. Dianggap terlalu
mahal.

Para calon pembeli itu memang bisa berhitung: berapa seharusnya harga jual itu.

Tentu harga jual yang ditawarkan adalah: biaya proyek ditambah laba. Harga itulah yang dianggap terlalu mahal. Pun sebelum ditambah laba.

Ternyata presiden tahu: mentang-mentang ini penugasan pemerintah, lantas biaya proyeknya
dibuat mahal. Bahkan, presiden pun mencurigai sampai ke sistem pengadaannya.

Kalau saja tidak ada Covid, mencari uang pinjaman lebih gampang. Pun mencari investor.
Tapi, Covid membuat BUMN harus menjual jalan tol. Lalu ketahuan: kemahalan.

Covid-lah yang ternyata membuka tabir itu. Ibarat bola yang melambung tinggi, presiden lantas men-smash-nya. (Dahlan Iskan)


Berita Terkait



add images